Senin, 19 Agustus 2013

PARKIR KENDARAAN DI TAMBANG

Parkir kendaraan berat, alat gali/muat, alat angkut dan kendaraan ringan di area tambang mempunyai resiko kecelakaan terhadap manusia disekitar alat maupun kerusakan pada peralatan yang diakibatkan  oleh benturan atau tabrakan ketika keluar dari tempat parkir ataupun akibat kendaraan meluncur tanpa pengemudi.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh aktifitas parkir di tambang sering terjadi karena :
  1. Pengemudi tergesa-gesa memundurkan kendaraanya keluar dari area parkir tanpa memeriksa sekelilingnya. 
  2. Situasi di belakang kendaraan sering berubah karena ada orang lain atau kendaraan lain yang lewat atau berhenti di belakangnya.
  3. Terbatasnya pandangan operator pada saat bergerak mundur.
  4. Kendaraan mekanik yang melayani perbaikan alat berat tertabrak atau tersenggol kendaraan yang mundur.
  5. Ruas jalan yang terbatas dan situasi yang sering berdebu.


Untuk menghindari kecelakaan akibat pergerakan kendaraan di daerah parkir maka perlu dibuatkan prosedure atau tatacara parkir di area tambang agar terhindar dari kecelakaan.

  • Parkir kendaraan ringan dipemuka kerja
    • Kendaraan ringan (LV) diparkir pada jarak minimal 30 meter dari alat gali/muat yang sedang beroperasi dan di luar jalur keluar masuk alat angkut.
    • Kendaraan ringan parkir dengan jarak minimal 1 kali tinggi tebing.
    • Kendaraan ringan parkir menghadap pada posisi kabin operator alat gali/muat yang memungkinkan posisi kendaraan dapat terlihat oleh operator alat gali/muat.
    • Kendaraan ringan parkir dengan posisi bergerak maju pada saat keluar.
    • Klakson kendaraan ringan harus dibunyikan sebelum bergerak maju pada saat keluar area parkir.
    • Rem parkir kendaraan ringan diaktifkan, mesin dimatikan dan persneling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
    • Lampu rotary dan lampu tanda bahaya (hazard  lamp) kendaraan ringan tetap dinyalakan pada saat parkir (apabila masih terdapat penumpang ataupun pengemudi di dalam kendaraan)
  • Parkir alat angkut di pemuka kerja.  
    • Alat angkut / truk parkir pada tempat yang dikhususkan untuk parkir.
    • Sebelum bergerak maju atau mundur klakson harus dibunyikan.
    • Pada saat parkir, alat angkut diposisikan ban depan atau ban belakang berada pada cekungan (spoom drains / safety rills) yang tersedia.
    • Pada saat parkir alat angkut diposisikan siap maju (drive through parking) atau parkir mundur dengan posisi ban belakang merapat ke tanggul atau balok yang berfungsi sebagai patokan pemberhenti (Stoper).
    • Rem parkir alat angkut diaktifkan, mesin dimatikan, dan persnelling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
  • Parkir truk service dan truck bahan bakar.
    • Truk service dan truk bahan bakar parkir pada posisi yang terlihat oleh operator alat berat yang dilayani.
    • Sebelum bergerak maju atau mundur klakson truk service dan truk bahan bakar harus dibunyikan.
    • Rem parkir truk bahan bakar dan truk service diaktifkan, mesin dimatikan dan persnelling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
    • Lampu rotary dan lampu tanda bahaya (hazard lamp) tetap dinyalakan pada saat parker.
  • Parkir Grader atau Alat berat lainnya.
    • Grader dan alat berat lainnya parkir pada tempat yang aman dengan jarak minimal 1 (satu) kali tinggi tebing dan tidak mengganggu lalu lintas kendaraan lainnya.
    • Sebelum bergerak maju atau mundur klakson grader dan alat berat lainnya supaya dibunyikan.
    • Blade/ bucket/ Ripper supaya diturunkan pada saat Grader dan alat berat lainnya di parkir.
  • Parkir kendaraan ringan atau berat di jalan tambang.
Kendaraan ringan atau kendaraan berat dilarang parkir di jalan tambang (hauling road) dan jika terpaksa parkir maka harus mengikuti prosedur berikut :
    • Kendaraan supaya diparkir pada lokasi yang aman agar tidak menggangu lalu lintas. Jangan parkir di tikungan.
    • Rem parkir kendaraan diaktifkan, mesin dimatikan dan persnelling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
    • Lampu rotary dan lampu bahaya (hazard lamp) tetap dinyalakan pada saat parker.
    • Pasang traffic cone atau segitiga pengaman didepan dan belakang kendaraan bila kendaraan yang diparkir mengalami kerusakan.
    • Ban depan supaya diarahkan ke tebing atau tanggul jika parker di tanjakan atau turunan dan ganjal dipasang.



PARKIRLAH KENDARAAN DI TAMBANG DENGAN BENAR AGAR TERHINDAR DARI KECELAKAAN


Sabtu, 03 Agustus 2013

MELAKUKAN PEKERJAAN PENGANGKATAN DENGAN AMAN

Pengangkatan (lifting) adalah bagian penting dalam kegiatan konstruksi. Kegiatan ini meliputi kegiatan rutinitas umum pengangkatan material sampai dengan yang sulit. Selama kegiatan pengangkatan, terdapat bahaya terhadap orang dan barang/harta benda. Namun, dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik, bahaya ini dapat diidentifikasi dan risikonya dapat dikendalikan dengan baik.

Praktek Keselamatan Kerja pada saat proses pengangkatan yang aman adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  1. Semua personil yang terlibat dalam operasional pengangkatan harus memakai Alat Pelindung Diri ( APD ) sesuai dengan jenis pekerjaan dan ketentuan yang berlaku.
  2. Tangan ataupun jari tidak boleh ditempatkan diantara sling beban ketika sling telah dikencangkan mengelilingi beban.
  3. Personil yang terlibat dalam proses pengangkatan material tidak diperbolehkan terlibat dalam pekerjaan lainnya yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari proses pengangkatan tersebut.
  4. Operasional harus dihentikan pada saat operator Crane angkat meragukan keselamatan suatu beban.
  5. Semua personil harus pada posisi aman atau bebas dari bahaya yang berasal dari beban ketika beban akan diangkat dan atau beban dalam kondisi tergantung.
  6. Operator Crane harus menanggapi instruksi dari pemberi signal yang ditunjuk (ringer). Selain petugas pemberi signal, operator Crane tidak diwajibkan mematuhi instruksi stop/berhenti yang diberikan oleh siapapun pada saat proses pengangkatan berlangsung.
  7. Tali pengarah/ tag line harus digunakan untuk mengendalikan beban ketika beban diangkat atau ditempatkan pada tempatnya.
  8. Tali pengarah harus memiliki panjang yang cukup untuk memungkinkan pengendalian beban dan menjamin personil yang terlibat dalam proses pengangkatan tidak melintas melewati beban yang sedang diangkat.
  9. Beban yang sedang diangkat harus dijamin / dijaga bebas dari semua hambatan.
  10. Sling yang rusak atau cacat dilarang untuk digunakan pada proses pengangkatan.
  11. Sling dilarang untuk dipendekan dengan simpul atau baut atau piranti lainnya yang dibuat sendiri.
  12. Perhatikan aspek Ergonomis saat akan mengangkat beban dengan manual 
  13. Sling dilarang dimuati dengan beban yang berlebihan dari tingkat kapasitasnya.
  14. Kaitan / Hook Crane harus mempunyai lathces untuk mencegah terlepasnya sling dari hook crane.
  15. Untuk pengangkatan beban yang memiliki bagian tepi yang tajam, sling harus diberikan bantalan pelindung.
  16. Hindari berhenti atau memulai proses pengangkatan secara tiba-tiba.
Pastikan pekerjaan pengangkatan sudah sesuai dengan prosedur kerja yang aman dan pastikan pemanfaatan tag line sudah sesuai dengan fungsinya untuk mengurangi kontak fisik personil yang melakukan pekerjaan pengangkatan dengan beban / material yang diangkat. 



INGAT!! KONTAK FISIK TERHADAP BEBAN YANG SEDANG DIANGKAT 
DAPAT MENGAKIBATKAN KECELAKAAN.
MARI TINGKATKAN PENGAWASAN DAN PENGETAHUAN 
TENTANG CARA KERJA YANG AMAN DALAM PROSES PENGANGKATAN!



KONSENTRASI DAN FOKUS PADA SAAT BEKERJA

Kemampuan untuk fokus atau konsentrasi sangatlah dibutuhkan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Konsentrasi mempengaruhi hasil dari semua pekerjaan yang dilakukan. Namun, untuk mencapai tingkat konsentrasi bukanlah hal yang mudah, terutama menjelang hari libur.

Biasanya orang yang akan libur, cuti, dan lain-lain menyebabkan konsentrasi dan fokus kerjanya akan menurun. Hal ini disebabkan karena pikiran orang-orang yang akan libur tersebut sudah berada di tempat yang berbeda walaupun fisik masih di tempat kerja. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi akibat kurang konsentrasi pada saat bekerja. Sudah banyak kejadian-kejadian kecelakaan yang terjadi khususnya di area kita yang disebabkan karena kurang konsentrasi, hilang fokus kerja khususnya pada saat libur akan tiba.

Bagaimana cara mengatasi agar konsentrasi dan fokus kerja dapat terjaga, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan tanpa adanya kecelakaan? Berikut tips untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus kerja sehingga keselamatan dapat terjaga :

a.      Tidur Lebih Awal
Banyak orang yang menunda tidur hingga ia merasa sangat kelelahan. Lelah yang berlebihan adalah musuh utama konsentrasi. Jika tidur terlalu larut, maka keadaan psikis dan fisik seseorang menurun. Untuk itu, tidurlah lebih awal dan rasakan efeknya di pagi hari. Tubuh akan lebih bugar, mood/ semangatpun dapat terjaga seharian.

b.     Fokuskan Pada Satu Pekerjaan
Misalkan anda punya pekerjaan A dan B. Pilih lah salah satu untuk diselesaikan terlebih dahulu atau kerjakan secara bergantian, jangan sekaligus. Jika mengerjakan pekerjaan satu per satu maka akan meningkatkan daya konsenterasi anda.

c.      Beristirahat sejenak
Jika sudah sangat lelah, maka jangan memaksakan tubuh dan otak untuk terus bekerja. Memaksakan kondisi diri sendiri hanya akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti pusing, demam, atau badan terasa lemas. Untuk itu, alangkah baiknya agar bersitirahat sejenak jika sudah mulai merasa hilang konsentrasi. Hal ini juga untuk menghindari agar tubuh tetap fit dan kondisi otak lebih segar ketika beristirahat.


Kondisi fisik yang kurang fit akan menyebabkan tubuh tidak bergairah sehingga konsentrasi dan fokus menurun. Konsentrasi dan fokus yang menurun pada saat bekerja akan menyebabkan kualitas pekerjaan juga tidak maksimal serta dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan mulai dari yang ringan sampai yang berat. Contoh kecelakaan yang disebabkan karena kurang konsentrasi yang banyak terjadi adalah pada saat mengemudi. Hal ini sudah banyak terjadi di area kerja kita khususnya di hauling road. Oleh karena itu diharapkan agar tetap hati-hati dan tetap menjaga fokus dan konsentrasi kerja untuk menciptakan keselamatan dalam bekerja dan kualitas pekerjaan juga dapat terjaga.


KONSENTRASI DAN FOKUS KERJA YANG BAIK, AKAN MEMBANTU
MENINGKATKAN KUALITAS DAN KESELAMATAN KERJA!

Kamis, 16 Mei 2013

PERANAN KESALAHAN MANUSIA DALAM KECELAKAAN


Usaha untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan memperbaiki metode keselamatan dari sisi engineering atau teknis sudah sejak lama dilakukan, namun hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan karena masih tingginya angka kecelakaan. Dari berbagai penelitian terhadap kecelakaan major oleh berbagai peneliti ditemukan bahwa peran kesalahan manusia atau human error ternyata sangat signifikan. Bahkan beberapa peneliti sampai pada kesimpulan bahwa human error merupakan faktor paling utama penyumbang terjadinya kecelakaan yang menghilangkan nyawa manusia, cidera pada pekerja dan kerusakan pada fasilitas perusahaan. Human error juga memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas dan produksi perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh hasil kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang safety :

1. Joshcheck (1981) : 80-90% kecelakaan di industri kimia disebabkan oleh human error.
2. Ramussen (1989) : Melakukan studi pada 190 kecelakaan di industry kimia menemukan 4 penyebab utama, yaitu :
  • Kurangnya pengetahuan – 34%
  • Kesalahan disain – 32%
  • Kesalahan prosedur – 24%
  • Kesalahan personel – 16%

3. Butikofer (1986) : Melakukan penelitian kecelakaan kerja pada industry petrokimia dan refinery,menemukan beberapa factor berikut sebagai penyebab kecelakaan:

  • Kegagalan disain dan peralatan – 41%
  • Kegagalan personel dan perawatan – 41%
  • Ketidaklengkapan prosedur – 11%
  • Ketidaklengkapan inspeksi – 5%
  • Lain-lain – 2%

4. Oil Insurance Association Report on Boiler Safety (1971) : Menemukan bahwa 73% kerusakaan boiler pada saat start up dan 67% ledakan pada boiler disebabkan oleh human error.


5. Ismail (2010) : Melakukan penelitian pada industry kimia hilir di Indonesia untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya potensi bahaya reaktifitas kimia,dari hasil penelitian ditemukan enam faktor penyebab utama,yaitu:
  • Training & Kompetensi – 7.7%
  • Prosedur dan standar kerja – 18.8%
  • Faktor kesalahan pekerja – 36.9%
  • Komitmen Manajemen – 13.3%
  • Keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja – 22.9%
  • Analisis bahaya dan risiko – 0.5%



Selain dari penelitian secara formal yang disebutkan diatas,hampir semua hasil investigasi kecelakaan besar dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hal yang sama,yaitu penyebab utama kecelakaannya adalah human error. Misalnya kecelakaan pada Texas City, Piper Alpha, Ledakan pada Phillip 66, Feyzin, Mexico city, telah menunjukkan bahwa kesalahan manusia merupakan faktor kausal yang sangat signifikan pada tingkat disain, operasi, pemeliharaan dan manajemen proses.


Level paling dasar didalam struktur system produksi yang mempengaruhi human error adalah faktor-faktor organisasi yang menciptakan prakondisi terjadinya kesalahan manusia. Top manajemen perusahaan sangat menentukan level kondisi kinerja apakah mendorong kearah yang efektif atau menimbulkan kesalahan pada tingkat operasional. Prioritas organisasi akan sangat berpengaruh terhadap sejauh mana sumber daya yang tersedia untuk membantu menerapkan system keselamatan pada proses produksi. Sikap yang mengarah kepada menyalahkan akan sangat menentukan berkembangnya budaya saling menyalahkan didalam organisasi,yang berdampak pada menurunnya motivasi kerja dan meningkatnya human error. Faktor-faktor seperti dorongan untuk berpartisipasi,dan kualitas dari komunikasi antara manajemen dan pekerja akan memberikan dampak yang besar terhadap budaya keselamatan. Kebijakan yang jelas untuk memastikan kualitas dari prosedur dan training akan sangat berpengaruh terhadap kecendrungan terjadinya human error.


Pada level berikutnya yang juga sangat berpengaruh terhadap human error adalah line manajemen yang merupakan perpanjangan tangan dari top manajemen. Meskipun top manajemen sudah mengambil kebijakan yang tepat namun jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari line manajemen maka kebijakan tersebut tidak akan efektif, dan hal ini akan mendorong meningkatnya human error.

Level terakhir dalam system produksi adalah pertahanan terhadap bahaya yang akan datang. Pertahanan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk seperti pertahanan rekayasa engineering (emergency shutdown system, release valve, containment, fire extinguisher, dst),pertahanan system manusia (keahlian dan pengetahuan terhadap bahaya) dan control administrative seperti ijin kerja, prosedur kerja, dst.

Dari lapisan struktur system produksi tersebut dapat dilihat berbagai faktor yang berpotensi mendorong terjadinya human error yang dapat mengakibatkan terjadi kecelakaan kerja. Secara urutan rangkaian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kebijakan yang tidak tepat, Pelaksanaan yang tidak memadai dari line manajemen, Kondisi lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya kesalahan kerja, Tindakan yang tidak aman dari pekerja, Pertahanan yang kurang memadai, hal ini semua akan sangat memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan akibat human error.


PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN KOMITMEN KESELAMATAN
AKAN MENGURANGI RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN 
DALAM SETIAP PEKERJAAN YANG DILAKUKAN!



TIPS MENGEMUDI AMAN DENGAN "SMITH SYSTEM"



Perlu untuk diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan yang menggunakan kendaraan dalam melaksanakan pekerjaannya. Program ini dimaksudkan agar pada saat mengemudi, pekerja selalu memperhatikan hal-hal berikut ini :
1.       Kondisi cahaya
2.       Kondisi jalan
3.       Kondisi lalu lintas
4.       Kondisi kendaraan, dan
5.       Kondisi pengemudi itu sendiri.

Smith System pertama kali diperkenalkan oleh Harold Smith sekitar tahun 1952. Dalam Smith System terdiri dari 5 pedoman pokok yang bertujuan untuk mempertinggi tingkat keselamatan pada saat mengemudi, yaitu :

1.       Pandangan jauh ke depan (Aim High in Steering). Dengan pembagian zona :
  • Zona perencanaan (30 - 120 detik)
  • Zona melihat (12 - 15 detik)
  • Zona bertindak (4 - 6 detik)
Pembagian zona dimaksudkan agar pengemudi dapat memprediksi jarak kendaraan agar waktu yang dibutuhkan pada masing-masing zona dapat tercapai. Dalam hal ini, pengemudi juga diharapakan mengarahkan pandangan tertuju pada target yang akan dicapai dan mengubah pandangan setiap saat untuk melihat potensi bahaya pada sisi lain selama mengemudi.

2.       Pandangan luas (Get the Big Picture). Pengemudi harus memperhatikan setiap sesuatu yang dapat membahayakan, mempelajari apa yang dilihat dan mengatur jarak aman kendaraan.

3.       Pandangan berpindah-pindah (Keep Your Eyes Moving)
  • Pemindahkan pandangan dilakukan setiap 2 detik
  • Pengemudi harus memperhatikan spion setiap 5 - 8 detiK
  • Pada setiap persimpangan, pengemudi harus dapat memastikan bagian kiri dan kanan jalan aman.
4.       Jaga jarak (Leave Yourself an Out). Pengemudi harus dapat mengantisipasi setiap konflik yang mungkin dapat terjadiMenyediakan rongga yang aman untuk mobil (parkir, mundur, macet). Selalu memikirkan apabila terjadi sesuatu di depan atau di sekitar kendaraan.  Atur kecepatan sesuai dengan kondisi.

5.       Pastikan terlihat oleh orang lain (Make sure They See You). Adakan komunikasi yang bersahabat dengan pemakai jalan lain, menggunakan radio komunikasi pada kendaraan operasional, dapatkan kontak mata atau reaksi dari orang lain mengenai keberadaan pengemudi, tempatkan mobil dimana dapat terlihat dengan jelas oleh orang lain, tunjukkan gerakan/tujuan mengemudi dengan jelas

Peran dan tanggungjawab sebagai pengemudi:
  1. Memastikan kendaraan dalam kondisi yang baik
  2.  Melaksanakan inspeksi kendaraan / P2H
  3. Pastikan kondisi anda fit dan tidak terpengaruh kinerja obat-obatan
  4. Memastikakan semua penumpang memakai sabuk pengaman
  5.   Patuhi peraturan lalu lintas
  6.  Patuhi batas kecepatan dan sesuaikan kecepatan kendaraan dengan kondisi jalan
  7. Hindari perjalanan pada malam atau dalam kondisi cuaca yang buru
  8. Hindari kegiatan lain selama mengemudi (merokok, menerima telepon, dll)


“Smith System” merupakan metode pencegahan kecelakaan, namun dalam pelaksanaannya haruslah tetap didukung dengan kondisi mental dan stamina yang baik pada saat mengemudi.


KESELAMATAN JARI DAN TANGAN


Tanpa jari tangan, kemampuan kerja anda akan sangat berkurang : Cobalah menulis tanpa ibu jari, Cobalah memegang palu hanya dengan dua jari, Cobalah kita melepaskan sepatu dengan kedua tangan kita, mudah dan cepat bukan? Sekarang kita coba lagi, tetapi ibu jari tidak boleh membantu, pasti akan menjadi lebih sulit. Terlebih apabila hanya dengan satu tangan yang boleh dipergunakan. Pekerjaan yang semula sederhana akan menjadi sangat sulit. Pelajaran yang kita dapat adalah begitu pentingnya peran tangan dan jari-jari kita untuk melakukan pekerjaan.

Beberapa penyebab umum cedera tangan / jari antara lain : terpukul hammer, terjepit benda yang sedang bergerak (seperti : conveyor, roller, dll), terluka akibat benda tajam, terbakar akibat benda panas atau bahan kimia, terjepit oleh bagian mesin yang berputar.

Pencegahan dan pengurangan resiko dapat dilakukan dengan :
  1. Menggunakan sarung tangan sebagai pelindung primer. Sarung tangan adalah salah satu alat pelindung tangan / jari dari cedera pada saat bekerja. Selama kulit tangan / jari tidak terluka, kemungkinan masuknya debu ataupun kuman penyakit yang menyebabkan infeksi masih dapat dihindarkan. Sarung tangan berfungsi bagaikan tambahan lapisan kulit, yang akan melindungi kulit alami kita dari cedera sehingga masuknya debu dan kuman penyakit dapat terhindarkan. Meskipun anda merasa kulit anda sangat kuat, namun pakailah sarung tangan pada saat menangani benda-benda yang kasar atau tajam. Gunakan sarung tangan karet yang sesuai pada saat menangani bahan kimia, cairan pelarut ataupun material lain yang dapat mengiritasi kulit anda. Namun demikian perlu diingat bahwa sarung tangan seharusnya tidak dipakai apabila dalam proses kerja anda terdapat kemungkinan sarung tangan tertarik oleh mesin yang berputar.
  2. Pelindung / guard sebagai alat keselamatan. Pabrik sudah melengkapi mesin dan gerinda dan alat semacam lainnya dengan pelindung yang sesuai. Namun, kadang kita merasa terganggu kemudian melepaskannya. Hal ini seharusnya tidak boleh dilakukan karena membahayakan keselamatan tangan dan jari-jari anda. Coba anda bekerja satu hari hanya dengan menggunakan satu tangan anda, mungkin dengan demikian anda akan lebih menghargai tangan anda tersebut.

Melindungi tangan sangat penting, tangan kita menghadapi begitu banyak bahaya di tempat kerja. Beberapa perilaku yang dapat kita lakukan untuk menghindari cedera antara lain :
  1. Untuk benda tajam yang bisa memotong atau mengamputasi tangan atau jari-jari anda, maka pergunakan galah atau tang untuk menjauhkan tangan dan jari anda dari bahaya.
  2. Permukaan kasar atau tajam yang dapat merobek kulit tangan, maka pergunakan gerinda atau kikir untuk menghaluskan permukaan yang kasar
  3. Mesin-mesin yang dapat menjepit atau menimpa jari tangan anda, maka pastikan peralatan telah dikunci, diberi label dan pastikan telah tidak beraliran listrik
  4. Perhatikan juga gaya gravitasi bumi, jauhkan tangan dan jari anda dari bawah benda yang sedang diangkat atau sedang digantung.


Lima tips keselamatan untuk tangan dan jari-jari anda :
  1. Tangan merupakan salah satu kunci untuk bekerja. Mereka adalah alat terbaik. Anda hanya memiliki sepuluh jari dan satu pasang tangan yang tidak dapat tergantikan. LINDUNGI MEREKA KARENA ANDA BERGANTUNG PADANYA UNTUK BEKERJA.
  2. Hampir seluruh cedera serius pada tangan terjadi pada saat menggunakan mesin. Pastikan anda memahami prosedur yang benar untuk penggunaan mesin yang akan anda operasikan. Dapatkan dan gunakan seluruh alat pelindungnya dengan benar, mereka dibuat untuk melindungi keselamatan tangan dan jari-jari anda.
  3. LINDUNGI TANGAN ANDA DENGAN PPE YANG SESUAI UNTUK TIAP PEKERJAAN. Jika terluka jangan abaikan luka sekecil apapun, gunakan peralatan “First Aid”. Ingat infeksi dapat menyebar luas ke bagian lain.
  4. Cincin dan jam tangan metal sebaiknya tidak digunakan pada saat bekerja. Mereka dapat tersangkut ke berbagai macam benda, dan merupakan penghantar arus listrik.
  5. Bahaya yang mengancam tangan anda mungkin sama dengan bahaya yang anda hadapi pada saat  bekerja. Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian menghindari cedera tangan dan jari bukanlah hayalan, dan ini sangat masuk akal.


IDENTIFIKASI BAHAYA, SELALU PERGUNAKAN APD, 
PERGUNAKAN AKAL SEHAT SERTA TAATI PROSEDUR KERJA AMAN
INGAT!!!
JANGAN BEKERJA DENGAN TERBURU-BURU

MARI LAPORKAN KEJADIAN NEARMISS DAN FIRST AID DI LINGKUNGAN KERJA!

Apa yang dimaksud dengan Nearmiss dan First Aid?
Nearmiss adalah suatu keadaan dimana apabila terjadi sedikit saja penyimpangan akan menimbulkan kecelakaan yang mengakibatkan kerugian harta benda, proses, manusia dan lingkungan.
First Aid Incident adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan direncanakan yang menimbulkan korban, tetapi tidak menghilangkan hari kerja.

Teori Piramida Kecelakaan


Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Frank E. Bird Peterson tentang Piramida Kecelakaan, disampaikan bahwa 10.000 perbuatan dan kondisi tidak aman serta berbahaya akan menghasilkan 600 kejadian nyaris celaka atau yang biasa kita kenal dengan nearmiss. Apabila kejadian nearmiss ini akan terpenuhi secara kuantitas, maka akan menghasilkan 30 kasus dengan kriteria kerusakan properti (property damage) dan First Aid. Dua kriteria kejadian inilah yang harus kita laporkan untuk usaha perbaikan sistem dan peningkatan kesadaran keselamatan kerja yang ada di wilayah kerja kita.

Mengapa laporan ini menjadi penting?
Terdapat beberapa faktor yang menjadikan laporan kejadian Nearmiss dan First Aid ini menjadi sangat penting, diantaranya adalah :
  1. Seluruh kejadian harus dilaporkan sebagai bentuk pelaksanaan aturan yang terkait keselamatan operasi
  2. Laporan yang diberikan merupakan dasar dalam melakukan investigasi untuk menemukan cara kerja yang lebih aman dan lingkungan kerja yang lebih kondusif serta selamat
  3. Data yang diterima merupakan bahan analisis trend kerawanan yang ada di tempat kerja sehingga proses perbaikan dapat dilakukan sesuai prioritas frekuensi / kekerapan kejadian kasus. Dengan demikian diharapkan perbaikan tepat pada sasaran dan rantai kecelakaan dapat diputus
  4. Laporan yang kita berikan merupakan bentuk komitmen kita dalam bidang keselamatan serta kontribusi dalam menekan jumlah kecelakaan sebagai bukti bahwa proses budaya keselamatan kerja sudah dilaksanakan dengan baik di perusahaan.

MARI LAPORKAN NEARMISS DAN FIRST AID SEBAGAI BENTUK KOMITMEN DAN KONTRIBUSI KITA TERHADAP KESELAMATAN DAN PENCAPAIAN LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN!

APAR DAN CARA PENGGUNAANNYA

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa bahaya kebakaran merupakan salah satu jenis bahaya yang dapat terjadi di lokasi kerja kita. Berikut ini akan disampaikan beberapa informasi yang berkaitan dengan APAR dan cara penggunaannya.

Dimana lokasi yang direkomendasikan untuk penempatan APAR?
  1. APAR diletakkan pada jalur/akses keluar.
  2. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan dengan jelas.
  3. Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.
  4. Bila diletakkan pada gantungan (hanger), tinggi handle (pegangan) dari lantai : 120 cm
  5. Pada gedung bertingkat usahakan posisi APAR diletakkan pada posisi yang sama, diletakkan pada sudut-sudut gang (koridor) atau dekat pintu tangga.

Apa bahan kandungan yang terdapat pada APAR?
Selain dibedakan berdasarkan besar atau ukurannya, APAR juga dibedakan berdasarkan bahan pemadam (media/racun api) yang terdapat di dalamnya. Secara umum, APAR diklasifikasikan menjadi tiga jenis bahan, yaitu :
  1. Jenis Padat                 : Tepung Kimia (Dry Chemical)
  2. Jenis Cair                    : Busa (Foam)
  3. Jenis Gas                     : Gas Asam Arang (CO2) dan Gas Zat Lemas (N2)


Apa saja klasifikasi dan kelas/jenis kebakaran?
Di Indonesia kebakaran dibagi menjadi:
  1. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa, dan lain-lainnya. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: APAR tepung kimia kering/powder.
  1. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa gas dan cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol, dan lain-lainnya. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: APAR tepung kimia kering/powder. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat daripada berat jenis bahan di atas, sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.
  1. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media yang baik untuk pemadaman kebakaran untuk kelas ini adalah: APAR tepung kimia kering dan CO2. Jangan lupa untuk mematikan terlebih dahulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran.
  1. Kelas D
Kebakaran pada logam seperti magnesium dan sodium. Ini tergolong kebakaran berat dan dalam mematikan api kita perlu menggunakan alat pemadaman khusus seperti Bubuk Pyrene, Bubuk Met, Bubuk Pyromet, Natrium Chloride, dll.

Bagaimana cara menggunakan APAR?
Lakukanlah sesuai dengan Teknik PASS (Pull, Aim, Squeeze, Sweep)
  1. PULL atau tarik pin hingga segel putus atau terlepas. Pin berada diatas tabung APAR. Pin juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan dari penekanan yang tidak disengaja
  2. AIM atau arahkan nozzle atau ujung hose yang kita pegang ke arah pusat api. 
  3. SQUEEZE atau tekan handle atau pegangan untuk mengeluarkan/menyemprotkan isi tabung. Pada beberapa merk, handle penyemprot terletak dibagian ujung hose
  4. SWEEP atau sapukan nozzle yang kita pegang ke arah Kiri dan Kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar


Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja anda, jangan panik! Identifikasi secara cermat jenis kebakaran yang terjadi seperti penyebab dan sumber api, sehingga tidak salah dalam memilih media pemadam. Lakukan penanganan awal dengan menggunakan APAR sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Apabila hal ini tidak memungkinkan atau diluar kemampuan, maka segera meminta pertolongan dengan cara menekan tombol Fire Alarm terdekat, menghubungi Regu Tanggap Darurat, Pengawas Area / Supervisor atau pihak lain yang terkait dengan situasi emergency.


KETIKA TERJADI KEBAKARAN, CARA PENGGUNAAN APAR SECARA TEPAT
AKAN MENYELAMATKAN JIWA ANDA DAN ORANG LAIN YANG BERADA DI SEKITAR ANDA!