Selasa, 11 Februari 2014

Waspadai Carpal Turnal Syndrome


Dengan kemajuan teknologi dan beragam profesi yang terus mengalami perkembangan, penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pemakaian teknologi dan aktivitas tertentu atau biasa kita sebut penyakit-penyakit akibat kerja, jumlahnya terus bertambah, terutama Carpal Tunnel Syndrome.

Carpal Tunnel Syndrome adalah kelainan pada daerah pergelangan tangan akibat kompresi nervus medianus oleh ligament transverseLigamentum tranversum adalah ligament yang berjalan melintang di daerah pergelangan tangan  dan membentuk ruang di bagian bawahnya yang biasa disebut dengan Carpal Tunnel. Pada daerah Carpal Tunnel dilalui oleh nervus median dan beberapa tendon muskulus flexor.

Gejala Klinis
Gejala klinis yang muncul adalah nyeri di daerah volar dan pergelangan tangan dari salah satu atau keda tangan, kesemutan (parestesi), mati rasa (numbness) dan terbaka (burning) yang dirasakan di jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Sensasi rasa tersebut dapat menjalar sampai ke daerah lengan dan bahu. Pada jari ke lima jarang atau hampir tidak pernah dijumpai keluhan. Apabila hal ini berlangsung lama, maka keluhan numbness akan bertambah hebat dan kemampuan untuk membedakan panas-dingin serta daya menggenggam tangan menurun. Gejala klinis umumnya bersifat progresif dalam kurun waktu minggu, bulan ataupun tahun dan keluhan seringkali muncul diwaktu malam hari saat pasien beristirahat.

Carpal tunnel syndrome sering disebabkan oleh repetitif injury dan dijumpai pada orang-orang yang pekerjaannya melibatkan gerakan tangan dn pergelangan tangan dengan berulang-ulang, misalnya pemakai komputer, pekerjaan yang melibatkan peralatan dan bervibrasi, pemakaian alat musik, dan alat jahit-menjahit. Kondisi medis tertentu seperti diabetes, kehamilan, rheumatoid arhtritis dan tyroid disease sering dikaitkan dengan munculnya Carpal Tunnel Syndrome.

Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik (Hoffman-Tinel’s dan Phalen’s sign) dan pemeriksaan nerve conduction velocity dan electromyograph. Pada pemeriksaan Hoffman-Tinel’s sign dilakukan tapping pada nervus medianus di daerah perhgelangan tangan  dan dipantau apakah pasien  merasakan parestesi. Sedangkan pada Phalen’s sign atau wrist flexion test, siku tangan diletakkan diatas meja dan dilakukan flexi pergelangan tangan ke arah volar selama satu menit. Apabila pasien menderita Carpal Tunnel Syndrome maka akan timbul parestesi.

Penegakan diagnosa CT hendaknya dilakukan secermat mungkin untuk menghindari misdagnosa.diagnosa banding perlu dilakukan apabila gejala hanya terdapat pada jari ke empat dan ke lima. Kemungkinan terdapat ulnar neuropathy. Apabila gejala terasa di daerah yang lebih proksimal, di daerah lateral elbow kemungkinan C6 radiculopathy perlu dipertimbangkan. National Institute of Health di Amerika membeberkan penelitiaanya bahwa wanita tiga kali berisiko terkena Carpal tunnel syndrome ketimbang pria.

Terapi
Terapi dapat secara konservatif maupun operatif. Sampai saat ini terapi konservatif dengan pemakaian wrist splint dan akupuntur menunjukkan hasil yang memuaskan. Wrist splint dipakai saat tidur dan terapi akupuntur dilakukan secara berseri dengan interval 2-3 kali seminggu. Injeksi lokal kortikosteroid bisa dipertimbangkan apabila dengan terapi akupuntur, pemakaian wrist splint dan modifikasi pekerjaan belum mencapai hasil yang memuaskan. Sedangkan  terapi operatif hanya dilakukan apabila terapi konservatif mengalami kegagalan dan apabila dijumpai kelemahan. Selain terapi tersebut, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut sebagai berikut:
·   Perhatikan posisi duduk
Saat mengetik di depan komputer, usahakan duduk tegak dengan kaki rata. Posisi keyboard sedikit lebih rendah dari siku sehingga tangan membentuk sudut 90 – 110 derajat. Dan pastikan Anda merasa nyaman dan tidak tegang dengan posisi ini.
·   Perenggangan tangan saat menyetir
Saat menyetir, posisikan tangan hingga siku membentuk sudut 60 derajat. Jika menyetir lama, usahakan merenggangkan tangan setiap 1 jam.
·   Siasati mengetik SMS
Saat mengetik SMS, sekali gunakan jari lain selain jempol. Jika memungkinkan, gunakan stylus pen, keypad, atau touch screen secara bergantian agat jari-jari Anda tidak jadi korban terus-menerus.