Dengan kemajuan
teknologi dan beragam profesi yang terus mengalami perkembangan,
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pemakaian teknologi dan aktivitas
tertentu atau biasa kita sebut penyakit-penyakit akibat kerja, jumlahnya terus
bertambah, terutama Carpal Tunnel
Syndrome.
Carpal Tunnel Syndrome adalah kelainan pada daerah pergelangan tangan akibat kompresi nervus medianus oleh ligament transverse. Ligamentum tranversum adalah ligament yang berjalan melintang di daerah pergelangan tangan dan membentuk ruang di bagian bawahnya yang biasa disebut dengan Carpal Tunnel. Pada daerah Carpal Tunnel dilalui oleh nervus median dan beberapa tendon muskulus flexor.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang
muncul adalah nyeri di daerah volar dan pergelangan tangan dari salah satu atau
keda tangan, kesemutan (parestesi), mati rasa (numbness) dan terbaka (burning) yang dirasakan di jari telunjuk, jari tengah dan jari
manis. Sensasi rasa tersebut dapat menjalar sampai ke daerah lengan dan bahu.
Pada jari ke lima jarang atau hampir tidak pernah dijumpai keluhan. Apabila hal
ini berlangsung lama, maka keluhan numbness akan bertambah hebat dan kemampuan
untuk membedakan panas-dingin serta daya menggenggam tangan menurun. Gejala
klinis umumnya bersifat progresif dalam kurun waktu minggu, bulan ataupun tahun
dan keluhan seringkali muncul diwaktu malam hari saat pasien beristirahat.
Carpal tunnel syndrome sering disebabkan
oleh repetitif injury dan dijumpai
pada orang-orang yang pekerjaannya melibatkan gerakan tangan dn pergelangan
tangan dengan berulang-ulang, misalnya pemakai komputer, pekerjaan yang
melibatkan peralatan dan bervibrasi, pemakaian alat musik, dan alat
jahit-menjahit. Kondisi medis tertentu seperti diabetes, kehamilan, rheumatoid
arhtritis dan tyroid disease sering
dikaitkan dengan munculnya Carpal Tunnel
Syndrome.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan
berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik (Hoffman-Tinel’s dan Phalen’s sign) dan pemeriksaan nerve conduction velocity dan electromyograph. Pada pemeriksaan Hoffman-Tinel’s sign dilakukan tapping pada nervus medianus di daerah perhgelangan tangan dan dipantau apakah pasien merasakan parestesi. Sedangkan pada Phalen’s
sign atau wrist flexion test, siku
tangan diletakkan diatas meja dan dilakukan flexi pergelangan tangan ke arah
volar selama satu menit. Apabila pasien menderita Carpal Tunnel Syndrome maka akan timbul parestesi.
Penegakan
diagnosa CT hendaknya dilakukan secermat mungkin untuk menghindari
misdagnosa.diagnosa banding perlu dilakukan apabila gejala hanya terdapat pada
jari ke empat dan ke lima. Kemungkinan terdapat ulnar neuropathy. Apabila
gejala terasa di daerah yang lebih proksimal, di daerah lateral elbow kemungkinan C6 radiculopathy perlu
dipertimbangkan. National Institute of
Health di Amerika membeberkan penelitiaanya bahwa wanita tiga kali berisiko
terkena Carpal tunnel syndrome ketimbang pria.
Terapi
Terapi dapat secara
konservatif maupun operatif. Sampai saat ini terapi konservatif dengan
pemakaian wrist splint dan akupuntur
menunjukkan hasil yang memuaskan. Wrist
splint dipakai saat tidur dan terapi akupuntur dilakukan secara berseri
dengan interval 2-3 kali seminggu. Injeksi lokal kortikosteroid bisa
dipertimbangkan apabila dengan terapi akupuntur, pemakaian wrist splint dan
modifikasi pekerjaan belum mencapai hasil yang memuaskan. Sedangkan terapi operatif hanya dilakukan apabila
terapi konservatif mengalami kegagalan dan apabila dijumpai kelemahan. Selain
terapi tersebut, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
tersebut sebagai berikut:
· Perhatikan posisi duduk
Saat mengetik di depan komputer, usahakan duduk tegak dengan kaki rata.
Posisi keyboard sedikit lebih rendah dari siku sehingga tangan membentuk sudut
90 – 110 derajat. Dan pastikan Anda merasa nyaman dan tidak tegang dengan
posisi ini.
· Perenggangan tangan saat menyetir
Saat menyetir, posisikan tangan hingga siku membentuk sudut 60 derajat.
Jika menyetir lama, usahakan merenggangkan tangan setiap 1 jam.
· Siasati mengetik SMS
Saat mengetik SMS, sekali gunakan jari lain selain jempol. Jika
memungkinkan, gunakan stylus pen, keypad, atau touch screen secara bergantian
agat jari-jari Anda tidak jadi korban terus-menerus.