Usaha untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan memperbaiki metode keselamatan
dari sisi engineering atau teknis sudah sejak lama dilakukan, namun hasil yang
diperoleh masih kurang memuaskan karena masih tingginya angka kecelakaan. Dari
berbagai penelitian terhadap kecelakaan
major oleh
berbagai peneliti ditemukan bahwa peran kesalahan manusia atau human error
ternyata sangat signifikan. Bahkan beberapa peneliti sampai pada kesimpulan
bahwa human error merupakan faktor paling utama penyumbang terjadinya kecelakaan
yang menghilangkan nyawa manusia, cidera pada pekerja dan kerusakan pada
fasilitas perusahaan. Human error juga memberikan dampak yang signifikan
terhadap kualitas dan produksi perusahaan. Berikut adalah beberapa contoh hasil
kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang safety :
1. Joshcheck (1981) :
80-90% kecelakaan di industri kimia disebabkan oleh human error.
2. Ramussen (1989) :
Melakukan studi pada 190 kecelakaan di industry kimia menemukan 4 penyebab
utama, yaitu :
- Kurangnya pengetahuan – 34%
- Kesalahan disain – 32%
- Kesalahan prosedur – 24%
- Kesalahan personel – 16%
3. Butikofer (1986) :
Melakukan penelitian kecelakaan kerja pada industry petrokimia dan
refinery,menemukan beberapa factor berikut sebagai penyebab kecelakaan:
- Kegagalan disain dan peralatan – 41%
- Kegagalan personel dan perawatan – 41%
- Ketidaklengkapan prosedur – 11%
- Ketidaklengkapan inspeksi – 5%
- Lain-lain – 2%
4. Oil Insurance
Association Report on Boiler Safety (1971) : Menemukan bahwa 73% kerusakaan
boiler pada saat start up dan 67% ledakan pada boiler disebabkan oleh human
error.
5. Ismail (2010) : Melakukan
penelitian pada industry kimia hilir di Indonesia untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadinya potensi bahaya reaktifitas kimia,dari hasil
penelitian ditemukan enam faktor penyebab utama,yaitu:
- Training & Kompetensi – 7.7%
- Prosedur dan standar kerja – 18.8%
- Faktor kesalahan pekerja – 36.9%
- Komitmen Manajemen – 13.3%
- Keamanan dan kenyamanan lingkungan kerja – 22.9%
- Analisis bahaya dan risiko – 0.5%
Selain dari penelitian secara formal yang disebutkan diatas,hampir
semua hasil investigasi kecelakaan besar dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan hal yang sama,yaitu penyebab utama kecelakaannya adalah human
error. Misalnya kecelakaan pada Texas City, Piper Alpha, Ledakan pada Phillip
66, Feyzin, Mexico city, telah menunjukkan bahwa kesalahan manusia merupakan
faktor kausal yang sangat signifikan pada tingkat disain, operasi, pemeliharaan
dan manajemen proses.
Level paling dasar didalam struktur system produksi yang
mempengaruhi human error adalah faktor-faktor organisasi yang
menciptakan prakondisi terjadinya kesalahan manusia. Top manajemen perusahaan
sangat menentukan level kondisi kinerja apakah mendorong kearah yang efektif
atau menimbulkan kesalahan pada tingkat operasional. Prioritas organisasi akan
sangat berpengaruh terhadap sejauh mana sumber daya yang tersedia untuk
membantu menerapkan system keselamatan pada proses produksi. Sikap yang
mengarah kepada menyalahkan akan sangat menentukan berkembangnya budaya saling
menyalahkan didalam organisasi,yang berdampak pada menurunnya motivasi kerja
dan meningkatnya human error. Faktor-faktor seperti dorongan untuk
berpartisipasi,dan kualitas dari komunikasi antara manajemen dan pekerja akan
memberikan dampak yang besar terhadap budaya keselamatan. Kebijakan yang jelas untuk memastikan
kualitas dari prosedur dan training akan sangat berpengaruh terhadap
kecendrungan terjadinya human error.
Pada level berikutnya yang juga sangat berpengaruh terhadap human
error adalah line manajemen yang merupakan perpanjangan tangan dari top
manajemen. Meskipun top manajemen sudah mengambil kebijakan yang tepat namun
jika tidak mendapatkan dukungan yang baik dari line manajemen maka kebijakan
tersebut tidak akan efektif, dan hal ini akan mendorong meningkatnya human
error.
Level terakhir dalam system produksi adalah pertahanan terhadap
bahaya yang akan datang. Pertahanan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk
seperti pertahanan rekayasa engineering (emergency shutdown system, release
valve, containment, fire extinguisher, dst),pertahanan system manusia (keahlian
dan pengetahuan terhadap bahaya) dan control administrative seperti ijin kerja,
prosedur kerja, dst.
Dari lapisan struktur system produksi tersebut dapat dilihat
berbagai faktor yang berpotensi mendorong terjadinya human error yang dapat
mengakibatkan terjadi kecelakaan kerja. Secara urutan rangkaian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kebijakan yang tidak tepat, Pelaksanaan yang tidak memadai dari
line manajemen, Kondisi lingkungan kerja yang kondusif untuk terjadinya
kesalahan kerja, Tindakan yang tidak aman dari pekerja, Pertahanan yang kurang
memadai, hal ini semua akan sangat memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan
akibat human error.
PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN KOMITMEN KESELAMATAN
AKAN MENGURANGI RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN
DALAM SETIAP PEKERJAAN YANG DILAKUKAN!